DAUR SULFUR (BELERANG)
Belerang (sulfur) terdapat di atmosfer dalam bentuk sulfur dioksida
(SO₂) yang berasal dari aktifitas vulkanik (misalnya gunung berapi), pembakaran
bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, dan asap pabrik. Belerang juga
terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H₂S) yang berasal dari pembusukan bahan
organik di dalam tanah dan air, contohnya adalah tumbuhan yang sudah mati.
Selain itu, H₂S juga terdapat pada hewan, yaitu pada saat hewan memakan
tumbuhan yang sudah mengandung H₂S. Sehingga H₂S berpindah ke dalam tubuh hewan
tesebut. Setelah hewan tersebut mati, maka hewan tersebut akan menjadi fosil
dan akan diuraikan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme pengurai akan merombak
bahan organik tersebut dan selanjutnya akan melepaskan H₂S ke atmosfer. Selain
diuraikan oleh mikroorganisme, fosil juga akan digunakan dan dimanfaatkan
menjadi bahan bakar fosil.
H₂S selanjutnya dilepaskan ke atmosfer dan berikatan dengan O₂
menjadi sulfur dioksida (SO₂). Gas sulfat bersama-sama dengan curah hujan masuk
ke dalam tanah. Peristiwa ini nantinya akan menyebabkan hujan asam. Hujan asam
terjadi karena kandungan gas sulfat yang terlalu banyak. Hujan tersebut akan
diserap tanah dan akan diambil oleh tumbuhan. Hal tersebutlah yang akan
menyebabkan tumbuhan mengandung unsur sulfur. H₂S di dalam tanah dapat mengalami
oksidasi dan akan membentuk sulfur (S). Sedangkan air hujan yang masuk ke air
laut lama kelamaan akan menjadi batuan sulfit yang akan menimbulkan aktifitas
vulkanik. Aktivitas vulkanik ini akan menghasilkan SO₂ ke atmosfer. SO₂ di
atmosfer akan berikatan dengan O₂ dan uap air, yang akhirnya akan menjadi SO₄.